Reaksi Redoks dan Elektrokimia
I.
STANDAR KOMPETENSI
Menerapkan konsep reaksi oksidasi reduksi dan elektrokimia dalam
teknologi dan kehidupan sehari-hari.
II.
KOMPETENSI DASAR
·
Menerapkan konsep reaksi oksidasi dalam system elektrokimia yang
melibatkan energy listrik dan kegunannya dalam mencegah korosi dan dalam
industry.
·
Menjelaskan reaksi oksidasi reduksi dalam sel elektrolisa.
III.
DASAR TEORI
·
Reaksi redoks atau reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi kimia yang
disertai perubahan bilangan oksidasi. Reaksi yang disertai dengan penurunan
bilangan oksidasi atau penyerapan electron disebut reaksi reduksi, sedangkan reaksi yang disertai dengan kenaikan
bilangn oksidasi disebut reaksi oksidasi.
·
Syarat reaksi redoks disebut sudah setara, apabila reaksi tersebut
mempunyai jumlah atom di ruas kiri dan kanan sama serta jumlah muatan di ruas
kanan sama dengan muatan di ruas kiri. Berikut adalah dua cara penyetaraan
reaksi redoks:
a.
Metode Bilangan Oksidasi
Metode ini berdasarkan
pada jumlah pertambahan bilangan oksidasi dan reduktor sama dengan jumlah
penurunan bilangan oksidasi dan oksidator.
1) Carilah unsur yang mengalami kenaikan
bilangan oksidasi dan penurunan bilangan oksidasi. Kemudian setarakan jumlah
atom yang berubah bilangan oksidasinya.
2) Samakan kenaikan dan penurunan bilangan
oksidasi dengan dikalikan factor x.
3) Tambahkan ion H+ (dalam suasan
asam) dan ion OH- (dalam suasana basa) secukupnya agar jumlah muatan
diruas kiri sama dengan jumlah muatan di ruas kanan.
4) Setarakan jumlah atom H dengan menambahkan
H2O secukupnya.
b.
Metode Setengah Reaksi
Metode ini didasarkan
pada jumlah electron yang dilepaskan pada setengah reaksi oksidasi sama dengan
jumlah electron yang diserap pada setengah reaksi reduksi.
1) Tulis reaksi reduksi dan oksidasi secara
terpisah lalu setarakan jumlah atom H dan atom O dengan menambahkan koefisien.
2) Setarakan jumlah atom O dengan menambhakna
H2O pada ruas yang kekurangan atom O.
3) Setarakan jumlah atom H, dengan
menambhakna H+ pada ruas yang berlawanan.
4) Setarakan jumlah electron pada dua buah
setengah reaksi tersebut dengan mengalikan dengan factor x.
5) Jumlah kedua buah reaksi tersebut.
6) Jika di lingkungan basa, H+
harus diganti dengan OH-, dengan menambahkan OH- pada
kedua ruas sebanyak H+. gabungakn
H+ dan OH- menjadi
H2O kemudian kurangilah kelebihan H2O pada salah satu
ruas.
·
Sel elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara reaksi
redoks dengan aliran electron (aliran listrik). Reaksi redoks berlangsung dalam
suatu sel yang disebut sel elektrokimia.
Ada dua jenis sel elektrokimia, yaitu:
1)
Sel Volta
Pada sel volta reaksi
redoks akan menghasilkan arus listrik. Pada sel ini, energy kimia diubah
menjadi energy listrik. Contoh sel volta yaitu baterai dan aki.
2)
Sel Elektrolisis
Dalam sel
elektrolisis, arus listrik akan menimbulkan reaksi redoks. Jadi, pada sel
energy listrik diubah menjadi energy kimia. Contoh sel elektrolisi yaitu proses
pengisian ulang baterai.
·
Kesimpulan Reaksi elektrolisa
1)
Jika elektrolit berupa lelehan , maka kation dan anion dari senyawa akan
berubah pada katode dan anode.
Katode: reaksi
reduksi dari kation
Anode: reaksi
oksidasi dari anion
Sebabnya tanpa
pelarut.
2)
Jika elektrolit beberapa larutan adalh pelarut, maka kation dan anion
dari senyawa dan dari pelarut. Pada katode dan anode mengalami reaksi sesuai
ketentuan.
IV.
ALAT & BAHAN
-
Pipet tetes
-
Tabung berbentuk U
-
Larutan
-
Tiang penyangga
-
Plat tetes
-
Arus listrik
-
Kabel mulut buaya merah dan hitam
V.
CARA KERJA
1.
Rangkailah sel elektrolisa seperti pada gambar. Isilah larutan
elektrolit sesuai kelompoknya.
2.
Alirkan arus listrik ke dalam elektrolit (6 volt) selama 5 menit.
3.
Ambil dengan pipet larutan pada katode, tuangkan dalam plat tetes. Uji
larutan tersebut dengan menggunakan indikator PP dengan perbandingan 5:3.
4.
Ambil dengan pipet larutan pada anode, tuangkan dalam plat tetes. Uji
larutan tersebut dengan menggunakan indikator PP.
5.
Catat hasil pengamatan pada lembar pengamatan.
VI.
LEMBAR PENGAMATAN
No
|
Elektrolit
|
Hasil
Pengamatan
|
Larutan
Katode + PP
|
Larutan
anode + PP
|
|
Katode
|
Anode
|
||||
1
|
Larutan NaCl
|
banyak gelembung bening
|
banyak gelembung berwarna jingga
|
putih à putih
|
putih à merah
|
2
|
Larutan CuSO4
|
tidak ada gelembung
|
ada gelembung
|
hijau à hijau
|
hijau à hijau
|
3
|
Larutan KI
|
ada gelembung
|
ada gelembung
|
merah à merah
|
merah à merah
|
4
|
Larutan Pb(NO3)2
|
ada gelembung dan endapan hitam
|
ada gelembung
|
putih à keruh
|
putih à keruh
|
VII.
PERTANYAAN
1. Tulis persamaan elektrolisa larutan
elektrode NaCl, CuSO4, KI, dan Pb(NO3)2!
2. Apa yang terbentuk pada masing –
masing kutub (katode, anode). Bersifat apa larutan pada katode dan anode
berdasar tes dengan PP?
3. Jika elektrolit CuSO4 dengan arus 6A
selama 5 menit, Ar Cu = 63,5. Berapa gr Cu terendapkan pada katode?
4. Arus 10A dialirkan dalam larutan KI
selama 10 menit. Jika diukur pada keadaan STP, Ar I = 127. Berapa gr?
5. Untuk mendapatkan logam Zn sebanyak
12,5 gr kedalam larutan ZnSO4,
dialirkan arus listrik berapa ampere, apabila elektrolisa berlangsung selama 5
detik dan Ar Zn = 65
VIII.
JAWABAN
1. Larutan NaCl

H2O ↔ H+ + OH-
x 2
Katode : Na+ → Na+ x 2
2H+ + 2e → H2(g)
Anode : 2Cl- → Cl2(g)
+ 2e
OH- → OH-

Larutan CuSO4

H2O ↔ H+ + OH- x 2
Katode : Cu2+ + 2e → Cu x 2
H+ → H+ x
2
Anode : SO42- → SO42- x 2

2CuSO4 + 2H2O
→ Cu + O2 + 4H+ + 2SO4-
Larutan KI

H2O → H+ + OH- x 2
Katode : K+ → K+ x 2
2H+ + 2e → H2(g)
Anode : 2I- → I2 +
2e

2KI + 2H2O →
I2 + H2 + OH- + 2K+
Larutan Pb(NO3)2

H2O ↔ H+ + OH- x 2
Katode : Pb2+ + 2e → Pb x
2
H+ → H+
Anode : NO3- → NO3- x 2

2Pb(NO3)2 + 2H2O
→ 2Pb +4 H++
2NO3- + O2
2. NaCl → Katode : H2
Anode : Cl2
NaCl bersifat Basa.
CuSO4 →
Katode : Cu
Anode : O2
CuSO4 besifat
Asam.
KI → Katode : H2
Anode : I2
KI bersifat Basa.
Pb(NO3)2
→ Katode : Pb
Anode : O2
Pb(NO3)2
bersifat Asam.
3. Diketahui : i = 6A
t = 5 menit = 300 sekon
Ar Cu = 63,5
Ditanyakan : gr Cu?
Jawab :
m = 

= 

= 0,59 gr.
4.
Diketahui : i = 10A
t = 10
menit = 600 sekon
Ar I = 127
Ditanyakan : gr I?
Jawab :
m = 

= 

= 7,89 gr.
5. Diketahui : m Zn = 12,5 gr
t = 5 detik
Ar Zn = 65
Ditanyakan : i?
Jawab :
m = 

12,5 = 

1206250 = 162,5 . i
i = 7423,0 A
IX.
KESIMPULAN
1. Suatu reaksi bisa disebut reaksi
elektrolisis apabila reaksi tersebut terdiri dari 2 elektrode, yaitu elektrode
negatif (katode) dan elektrode positif (anode).
2. Suatu reaksi bisa disebut reaksi
elektrolisis apabila menggunakan larutan elektrolit dan terjadi akibat arus
istrik. Perubahan ion – ion dari elektrolit bergerak menuju elektrode yaitu :
a. Ion positif bergerak menuju katode à kation
Mengalami reaksi
Reduksi
b. Ion negatif bergerak menuju anode à anion
Mengalami reaksi oksidasi.
Massa larutan dalam
hukum Faraday dipengaruhi oleh besar kecilnya massa ekivalen (Ar/valensi),
besar arus (ampere), dan waktu (detik).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar